Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al
Anshary dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ
آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا
حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya
(pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan
memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah
terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no.
4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib)
Apakah aman atau keamanan itu? Rasa aman atau keamanan adalah perasaan
dimana kita merasa selamat dari sesuatu, atau hilangnya rasa takut atau
kekhawatiran pada sesuatu.
Perasaan ini adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan dan
menjadi tujuan bagi semua orang. Terlepas dari apakah dia seorang mu’min
ataukah kafir, pasti menginginkan rasa aman. Karena rasa aman adalah suatu
kebutuhan dasar bagi manusia dalam menjalani kehidupannya.
Bagi mu’min, Allah telah menjanjikan keamanan pada kita yang
sesuai dengan persyaratan yang Dia inginkan.
Sebagaimana FirmanNya didalam Al Qur’an :
“Allah telah
menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal
saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar
akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan
sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik”(QS An Nuur : 55)
Dan di ayat lain Allah Berfirman :
“Orang-orang yang beriman dan
tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah
yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”
(QS Al An ‘Am : 82)
Menurut ayat diatas dapat disimpulkan bahwa ang didapatkan
orang- orang beriman dari allah :
- - Dijadikan berkuasa dibumi
- - Dikokohkan agamanya
- - Diganti perasaan takutnya dengan perasaan aman
Dan orang-orang beriman yang mendapatkan hal-hal tersebut
diatas adalah mereka yang :
- - Beramal shalih
- - Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu APAPUN
Jelaslah bahwa cara mendapatkan keamanan adalah dengan
menempuh cara-cara yang telah ditetapkan oleh Allah diatas. Ibarat mau masuk
rumah, cara yang terbaik untuk masuk kedalam sebuah rumah adalah dengan melalui
pintunya. Maka pintu untuk menuju aman adalah dengan Beramal shalih, dan tidak
menyekutukan Allah dengan apapun juga.
HAKIKAT KEAMANAN ATAU
RASA AMAN
Seorang muslim merasa tenang ketika berada dirumahnya, dan
pada saat dia pergi meninggalkan keluarganya. Inilah aman.Mungkin terkesan
sederhana, karenanya dilingkungan kita saat ini banyak orang yang salah faham
tentang arti rasa aman. Rasa aman diartikan sebagai KEBEBASAN. Kesalahan
pemahaman tentang rasa aman ini disebabkan karena kerancuan pola fikir yang
berkembang pada masyarakat umum yang disebabkan karena tidak adanya standar
yang jelas pada orang kebanyakan tentang apa itu rasa aman. Ketika seorang mu’min
bebas pergi kemasjid, tapi juga seorang preman bebas mengganggu orang yang akan
pergi kemasjid atau seseorang bebas berzina didepan masjid apakah disebut aman?
Aman bagi siapa?
Oleh karena itu, sebagai standar utnuk rasa aman kita harus
menggunakan standar syari’at. Dan dalam pandangan syari’at aman bukanlah
pembiaran atau bebas tanpa batas atau toleransi tanpa kecuali. Saling menjaga
dan saling menghormati antar sesama manusia juga bukan dianggap sebagai aman
dalam pandangan syari’at. Misalnya, seorang pelaku maksiat diharuskan
menghormati dan memuliakan seorang ulama. Tapi juga ulama tersebut juga
diharuskan menghormati dan memuliakan si pelaku maksiat. Tidak boleh saling
mencela atau saling membenci. Tidak boleh megganggu ulama tersebut, tapi juga
tidak boleh menghukum si pelaku maksiat.
Ini bukanlah keamanan dalam Islam, ini justru sebuah ketakutan dan ini adalah
penyebab ketakutan (Terorisme) yang lebih besar lagi.
Karena pada dasarnya orang yang menentang ditegakkannya
hokum-hukum had, atau mendukung hokum selain hokum-hukum Islam, atau mendukung
mereka yang menentang diterapkannya hukum-hukum had, maka sesungguhnya mereka
membolehkan kerusakan dan kehancuran. Dengan pembelaan mereka pada para pelaku
maksiat, berarti mereka telah meridhoi hartanya sendiri dicuri atau dirampas,
saudarinya atau keluarganya yang lain diperkosa, atau perbuatan jahat lainnya.
Karena itulah yang mereka harapkan, kebebasan. Aman bagi mereka adalah saling
menghormati tanpa kecuali, saling membiarkan segala perbuatan.
Ini bukanlah standar kita sebagai seorang muslim. Karena
bagi kita, aman adalah dimana kita bebas menjalankan perintah Allah tanpa
gangguan maksiat dari sisi manapun. Aman adalah kita tenang meninggalkan
keluarga kita tanpa khawatir mereka akan terjerumus kedalam perbuatan dosa,
atau menjadi korban pelaku dosa. Ini rasa aman sebenarnya.
Tulisan berikutnya tentang hilangnya rasa aman, bi idznillah.....
0 Komentar
Harap berkomentar dengan bahasa yang sopan